Dlingo Bantul ternyata menyimpan spot wisata yang cocok untuk menghilangkan stres. Nah, tempat tersebut bernama Air Terjun Lepo. Letak air terjun yang satu ini memang sulit untuk dijangkau, pasalnya pengunjung harus terlebih dahulu berjalan mengikuti jalan setapak berupa semen. Lokasi air terjun ini sendiri tepatnya berada di Dusun Pokoh, Dlingo, Bantul.
Tak perlu khawatir jika tidak membawa perbekalan yang cukup, karena tempat ini memfasilitasinya dengan warung makan yang menyajikan beragam menu. Pengelola tempat ini juga menyediakan jasa sewa pelampung dan tikar untuk wisatawan. Pengunjung diharapkan untuk tidak membuang sampah sembarangan agar tetap menjaga kebersihan dan keindahan di daerah Dlingo Bantul ini.
Goa Gajah Dlingo Bantul Yogyakarta berlokasi di Dusun Lemah Bang, Mangunan, Kecamatan Dlingo, sekitar 21 kilometer sebelah tenggara Kota Bantul Yogyakarta. Goa ini dapat diakses dari dua arah, pertama melalui jalur Imogiri-Dlingo. Yang ke dua jalur Pathuk-Dlingo-Mangunan.
Goa Gajah adalah sebuah goa alami yang namanya diambil dari adanya sebuah gumpalan batu yang berbentuk menyerupai gajah di dalam goa. Goa ini merupakan goa horisontal dengan kedalaman sekitar 200 meter akan tetapi untuk kedalaman yang sesungguhnya belum ada yang tahu dikarenakan adanya tumpukan tanah di sebagian goa sehingga jalan menjadi sempit untuk dilalui, kondisi alam goa ini masih cukup alami dengan stalaktit dan stalakmit di sepanjang goa. Di ujung Goa Gajah Dlingo Bantul ini terdapat sebuah pohon besar dan tinggi menjulang hingga ke luar goa, sehingga menyerupai hutan mini di dalam goa. Keberadaan pohon dan semak-semak di dalam goa ini dikarenakan ambrolnya atap goa sehingga tanah dan tanaman diatasnya masuk ke dalam goa dan tetap hidup sampai sekarang.
Mungkin bagi anda yang belum mengetahuinya, Bukit Panguk Kediwung ini lokasinya tidak jauh dari Kebun Buah Mangunan Dlingo Bantul yang telah lebih dahulu dibuka untuk masyarakat. Bukit Panguk Kediwung belum sepopuler destinasi di sekitarnya misalnya Kebun Buah Mangunan atau Hutan Pinus Mangunan, walau secara lokasi sangat berdekatan.
Bukti Panguk Kediwung menawarkan keindahan sunrise di atas awan. Sunrise ini sangat terlihat jelas karena lokasi Bukit Panguk Kediwung yang mengahap ke ufuk timur. Waktu terbaik untuk menikmati keindahan sunrise di Bukit Panguk Kediwung adalah pada pukul 05.00 pagi, sedangkan musim terbaik untuk mengunjunginya adalah pada musim kemarau atau jika pada musim hujan adalah sehari setelah hujan reda. Dlingo Bantul mempunyai panorama terbaik di Bukit Panguk Kediwung adalah matahari terbit dan gumpalan kabut yang seperti awan. Gumpalan kabut ini menyerupai gumpalan awan yang membuat wisatawan menganggap saat sunrise di Bukit Panguk Kediwung serasa berada di negeri di atas awan.
Selain menikmati pemandangan sunrise dan kabut yang menyerupai negeri di atas awan, anda juga dapat berfoto di beberapa spot yang ada di Bukit Panguk Kediwung.
Bukit Lintang Sewu Dlingo Bantul ini berasal ketika pada saat malam hari di bukit ini terlihat ribuan bintang-bintang yang membentang luas di angkasa. Dalam bahasa Jawa Bukit Seribu Bintang adalah Bukit Lintang Sewu. Pemandangan alam yang tidak kalah mempesona membuat Bukit Langit Sewu ini menjadi tempat favorit bagi pecinta alam. Pada saat menuju bukit, pengunjung akan disuguhkan dengan pepohonan pinus, tetapi saat sampai pengunjung akan disuguhkan panorama hutan Kayu Putih yang menjadi keunikan tempat wisata ini. Di atas pohon Kayu Putih ini juga terdapat burung alap-alap yang melintas di atas pohonnya. Selain itu bukit di daerah Dlingo Bantul ini pengunjung juga akan dimanjakan dengan deretan pegunungan seperti Gunung merbabu, Gunung Sumbing, Menoreh, dan Gunung Merapi.
Ada beberapa spot foto yang telah ditawarkan di bukit ini, yang pertama yaitu Gardu Pandang. Gardu Pandang ini mempunyai bentuk tapak kaki raksasa yang sangat instagrammable. Yang kedua adalah Tugu Watu Asah, tugu ini dibangun di sekitar tepi tebing agar pengunjung dapat melihat pemandangan alam yang sangat luas. Tugu ini mempunyai dua buah batu yang berbentuk seperti gapura dengan ditambah ujungnya sebuah jembatan sepanjang 1,5 meter.
Spot foto yang ketiga tidak kalah keren dengan yang lain yaitu, pintu kemana saja seperti yang dimiliki oleh Doraemon. Namun spot ini sangat berbeda dengan pintu Doraemon karena pintu di Lintang Sewu ini berwarna putih. Spot foto ini sangat bagus ketika diambil dengan latar belakang gemerlap lampu dikejauhan pada malam hari. Yang keempat adalah spot foto yang berbentuk miniatur bintang. Spot foto tersebut sangat diminati oleh para wisatawan, banyak sekali spot foto di daerah Dlingo Bantul ini.
Goa Jatisari ini berlokasi di Dusun Seropan 3, Muntuk, Dlingo Bantul, Yogyakarta. Daya tarik goa ini selain stalaktit dan stalakmitnya yaitu hamparan sawah luas serta Sungai Oya. Dan juga Goa Jatisari masih asri, untuk akses ke lokasi sangat mudah karena jalan menuju Goa Jatisari sudah dicor. Goa ini merupakan salah satu goa yang memiliki aliran sungai di dalamnya. Dimusim kemarau, aliran sungai itu tidak terlalu deras sehingga pengunjung dapat masuk hingga ujung mulut goa. Saat masuk ke dalam goa ini, pengunjung akan disuguhi indahnya stalakmit dan stalaktit yang masih aktif. Panjang goa ini sendiri sekitar 1 km dengan keindahan bebatuan menarik didalamnya.
Saat ini, pengunjung belum dikenakan biaya retribusi untuk memasuki kawasan ini. Apabila pengunjung membutuhkan pemandu untuk memasuki Goa Jatisari, pengunjung dapat meminta salah satu warga setempat dengan tarif seikhlasnya.
GeoForest Turunan Watu Payung di Dlingo Bantul ini adalah hutan konservasi di ujung barat kawasan Geopark Gunung Sewu. Tempat ini memiliki keragaman hayati yang cukup banyak. Dari tempat ini panorama pegunungan gamping yang terbelah Sungai Oyo menjadi sangat indah.
Watu Payung diambil dari ikon obyek wisata ini, yakni berupa batu dengan bentuk melebar seperti payung, yang dapat dilihat di pintu ke arah gardu pandang. Bentuk batunya yang mirip payung itulah yang kemudian dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk menamai obyek wisata ini. Nama lain dari Watu Payung ini sebenarnya adalah Geoforest Turunan, karena obyek wisata Watu Payung ini berlokasi di kawasan hutan perbukitan karst di Padukuhan Turunan, Desa Girisuko, Kecataman Panggang, Kabupaten Gunungkidul. Watu Payung atau Batu Payung ini kemudian lebih merakyat sehingga banyak dipakai warga ataupun wisatawan untuk menyebut kawasan ini.
Selain cocok untuk tempat selfie, obyek wisata Watu Payung ini menawarkan beragam pengalaman yang dapat dicoba, khususnya yang suka trekking. Jalan setapak yang cukup terjal dapat ditelusuri untuk menikmati beberapa spot menarik seperti goa jodoh, air terjun, maupun Sungai Oyo sendiri sebagai view utama obyek wisata di Dlingo Bantul ini. Karena belum dikelola secara resmi, tiket untuk memasuki obyek wisata Watu Payung sementara ini adalah dana seikhlasnya untuk pengembangan obyek wisata. Selebihnya, kalian hanya perlu membayar biaya parkir kendaraan sebesar Rp2.000,-.
Waktu yang tepat atau banyak disarankan untuk mengunjungi Watu Payung adalah di pagi hari, selain untuk melihat moment matahari terbit, pada saat inilah kabut pagi kadang menyelimuti suasana sekitar, sehingga seolah kalian sedang berdiri diatas awan. Udara yang segar dan pemandangan asri menambah indahnya suasana pagi di lokasi ini.
Persawahan Songgolangit Sukorame terletak di Dusun Sukorame, Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Sebenarnya persawahan Sukorame sama saja dengan pematang sawah pada umumnya, berupa pemandangan hijau dari rumput dan tanaman padi.
Yang membedakan dan menjadi daya tarik di daerah Dlingo Bantul ini adalah adanya jembatan bambu di tengah persawahan yang memungkinkan wisatawan menikmati area persawahan yang membentang luas dari atas jembatan bambu tersebut. Selain sebagai media untuk wisatawan melihat area sawah tanpa harus terkena lumpur atau mungkin gatal karena rumput, jembatan yang mengular di tengah sawah ini juga memungkinkan pengunjung bisa memandang lebih jauh pemandangan yang sangat menawan di persawahan Songgolangit Sukorame, dan yang lebih menarik adalah view foto yang dihasilkan juga akan lebih bagus dari atas jembatan bambu yang mendatangkan kesan alami semakin kental. Karena masih sangat baru, jembatan bambu yang merupakan swadaya masyarakat setempat ini masih terus dibenahi dan dibangun namun hingga saat ini sudah banyak wisatawan yang berdatangan.
Waktu terbaik untuk mengunjungi persawahan Songgolangit Sukorame ini adalah pagi hari, selain udara yang masih sangat segar wisatawan juga akan disuguhi embun pagi dan bau persawahan yang khas, juga kabut putih yang menyelimuti bukit-bukit sekitar sawah.
Itulah wisata di daerah Dlingo Bantul yang wajib kalian kunjungi untuk melengkapi liburan anda di Jogja.